Tips Membeli Kamera & Cara Menghindari Penipuan bagi Fotografer Pemula
Sering kali fotografer pemula sangat bingung dengan pilihan
kamera yang ada. Bahkan minta pendapat disana sini namun hasil saran yang
diberikan berbeda-beda. Dari segi kualitas hingga harga menjadi pertimbangan
para fotografer. Penjual kamera dengan harga murah daripada harga pasaran
memang sangat menarik bagi para konsumen. Namun jangan tertipu, dengan maraknya
bisnis online sekarang penipuan online juga sangat marak. Konsumen yang
buru-buru akan berpikir terlalu pendek sehingga sering tidak memikirkan apakan
itu real atau tipu-tipu. Berikut ini admin akan memberikan cara memilih kamera
dan cara menghindari penipuan saat membeli kamera.
1. Menentukan pilihan kamera
Menentukan pilihan kamera adalah hal yang
sangat sulit. Dari pertimbangan A hingga Z pastinya semua pantas untuk dipilih.
Kualitas dan harga menjadi pertimbangan pemilihan tersebut. Namun alangkah
baiknya kita memilih kamera yang sesuai kebutuhan. Karena kamera yang baik
adalah kamera yang sesuai dengan kebutuhan kita. Misalkan kita membeli kamera
dengan harga 20juta, namun kita hanya butuh kamera yang untuk foto-foto saat
pergi weekend saja dan tidak dipergunakan untuk kerja. Tidak mubazir tapi
sangat disayangkan karena kamera itu nantinya akan menjadi penghuni drybox
lebih lama dibandingkan dengan masa menggunaannya.
2. Mengetahui kualitas kamera
Setelah menentukan pilihan, lebih baik kita
mengetahui kualitas kamera yang akan kita beli. Tidak lucu rasanya jika kita
tidak mengetahui kualitas kamera yang akan kita beli. Karena jika tidak
mengetahui kualitas kamera maka kita tidak dapat memaksimalkan fasilitas yang
ada dikamera tersebut. Misal kamera yang dibeli mampu untuk ISO hingga 6400,
namun kita hanya memakai iso 400 diwaktu malam. Disitulah perlunya mengetahui
kualitas kamera yang akan dibeli.
3. Survey harga
Ini salah satu yang paling penting, para
fotografer pemula kadang sangat terburu-buru untuk membeli kamera tanpa
mensurvey harga terlebih dahulu. Bahkan mereka ditawari secara online juga mau,
dengan alasan lebih murah 1jt-2jt dibandingkan harga retail. Namun tanpa mereka
sadari mereka hanyalah ditawari barang yg fiktif.
Membeli kamera bagi pamula janganlah terburu-buru. Survey harga ditoko-toko
terdekat terlebih dahulu agar dapat membandingkan di toko A dan di toko B. Hal
ini juga bermanfaat jika teman-teman akan membeli barang secara online. Dengan
banyaknya toko online atau forum jual beli barang online, semakin banyak juga
orang-orang yang berniat menipu dengan menawarkan barang sangat muranh
dibandingkan harga pasaran. Harga kamera online dengan yang ada diretail memang
lebih murah diharga online, namun harga tersebut hanya lebih murah dalam
hitungan ratusan ribu. Misalkan harga ditoko kamera A +kit 5,3juta, sedangkan
di toko online harganya 5juta.
4. Membeli secara online
Jika teman-teman ingin membeli kamera secara
online alangkah baiknya membeli di toko-toko online yang memberikan jasa REKBER
atau toko yang sudah terverifikasi missal lazada , blibli. Selain untuk
menghindari dari penipuan, juga untuk memberikan kepastian tentang kondisi
barang apakah sesuai atau tidak.
5. Jika membeli kamera second
Pilihan terakhir dengan budget terbatas adalah
membeli kamera second / 2nd dengan harga yang pastinya lebih murah.
Namun perlu diperhatikan jika membeli kamera 2nd adalah :
a. Perhatikan kondisi barang ( normal / tidak )
Dalam kondisi ini pembeli dituntut untuk teliti, sebisa mungkin harus
mencoba kamera sendiri dan mengecek fungsi kamera tersebut
b. Pastikan bukan barang curian
Sangat rawan memang jika membeli 2nd adalah barang hasil
curian. Untuk menghindari membeli barang curian pastikan kamera tersebut adalah
fullset atau kelengkapannya ada.
Selain itu dapat mencari serial number yg ada dikamera tersebut di google apakah
merupakan barang curian atau bukan.
c. Membeli online di toko / orang terpercaya
Membeli kamera 2nd secara online memang sangat mudah. Namun
perlu diperhatikan apakan penjual terpercaya atau tidak. Biasanya penjual yg
terpercaya sudah memiliki testi yang dikeluarkan pembeli atau banyak orang yang
mengenal tentang penjual tersebut. Jangan terlena dengan harga murah yang
ditawarkan oleh orang / toko abal-abal. Jika masih tidak percaya mending
menggunakan jasa REKBER sehingga terhindar dari penipuan.
d. Meminta garansi untuk kamera tersebut
Garansi kamera 2nd diperlukan karena barang tersebut bekas
pemakaian orang lain dan kita tidak mengetahui kondisi kamera tersebut tanpa
mencoba. Maka diperlukan garansi personal dari penjual kamera 2nd
tersebut minimal 1x 24jam.
e. Membeli didampingi orang yg mengetahui kamera
Jika
masih ragu untuk mengecek fungsi kameranya atau tidak tahu kamera sama sekali
mending mengajak orang yang sudah mengetahui kamera. Dengan itu maka kita dapat
meminta bantuan untuk mengecek fungsi kamera tersebut apakah normal atau tidak.
Sekian tips tips yg admin berikan, semoga bermanfaat dan jgn lupa share :)
Retouch and Editing #5 Editing dengan "Texture"
File by Charles Amaya || Bland And Retouch Indonesia
Editing foto terkenal dengan kata “ribet” bagi sebagian
orang. Namun kebanyakan dari fotografer, editing adalah suatu hal yang
menyenangkan. Kali ini saya akan membagikan cara mengedit foto dengan texture . Pertama silakan download
terlebih dahulu disini . Metode ini
memang cukup sample karena hanya menempelkan (place) pada objek editing
sehingga tidak memperlukan waktu yang cukup banyak untuk editing. Texture
sendiri adalah sebuah gambar polos membentuk warna-warna yang dipergunakan
untuk mempercantik foto. Silakan ikuti langkah dibawah ini untuk caranya :
1. Silakan buka file
yg akan dipilih.
2. Buka file texture hasil unduhan tadi.
3. Drag atau place gambar hasil unduhan ke Photoshop
4. Atur Opacity dll sesuai ke tonal
yg di inginkan
5. Ulangi langkah ke 3 namun dengan gambar yang berbeda
sesuai selara
6. Tambahkan curve / level untuk menyesuaikan tonal pada
gambar
7. Finally – Save :D
Klik untuk
mendownload file PSD editan dengan texture
Credit to :
File by Charles Amaya
Retouch By Adt Photoworks
BLAND AND RETOUCH INDONESIA
Selamat mencoba dan jgn lupa sharing ^^
Retouch and Editing #4 Simple Editing
Tutorial Editing
1.Buka foto yang akan di edit
2.Pilih curve 1 untuk menyatukan cahaya yang ada
difrontground dan background, dalam langkah ini silahkan sesuaikan dengan
cahaya yang ada difoto.
3.klik level untuk menyesuaikan cahaya dan objek dalam foto
4.tambahkan curve2 untuk menerangkan foto dengan keseluruhan
( langkah ini hanya untuk menegaskan cahya saja jadi sesuai selera teman-teman
)
5.jika perlu tambahkan selective color untuk menebalkan
warna atau menyesuaikan warna sesuai keinginan
6. finishing dengan color lookup ( filmstock_50 ) dan atur
opacity secukupnya.
Masih bingung atau kurang paham bisa download file PSD disini
Selamat mencoba ^^
Penggemar Lensa Manual dan Karakter Bokeh
Kembali lagi di blog ini. Sering kali penggemar lensa manual
terkesan dengan keunikan bokeh pada
masing-masing lensa. Dari bokeh swirly, bokeh bulat ( bubble ) dll. Bokeh
sendiri tidak hanya terbuat dr komponen lensa/blade saja namun juga bisa dibuat
menggunakan berbagai macam cara, salah satunya dengan filter ditempel kertas
dan dilubangi sesuai gambar yang di inginkan.
Pada akhir-akhir ini penggemar lensa manual semakin banyak
dengan keberadaan kamera Mirrorless sepertinya kegunaan lensa manual ini cukup
menjanjikan. Dengan membelikan adapter yang pas dengan lensa maka tidak ada
kendala dalam penggunaannya namun ya tetap pake manual focus :p
Tidak jarang penggemar lensa manual adalah penikmat karakter
bokeh dan juga ketajaman lensa. Lensa manual bukanlah lensa yang murahan.
Harganya dapat melebihi lensa AF apalagi kalo lensanya udah termasuk
kategori langka. Bagi kolektor
biasanya tidak memandang harga dalam mendapatkan barang incaran mereka.
Ulasan tentang lensa manual memang tidak ada habisnya,
selain ketajamannya juga bokeh yang dihasilkan oleh lensa itu sendiri. Misalnya
lensa milik Carl Zeis, pasti kenal ya kalo sama merk lensa satu ini? Pastilah!.
Lensa dengan ketajaman luar biasa, bokeh yang menawan hingga tonal yang
dihasilkan produk ini memang kompor gas .
Lensa Carl Zeiss Jena 58/2 Biotar T memiliki karakter bokeh Swirly
yang cukup keren,selain itu lensa ini juga menghasilkan ketajaman pada gambar
yang cukup bagus.
Selain itu juga terdapat bokeh Bubble , lensa yang
memiliki karakter ini adalah Meyer-Goerlitz
Trioplan 100mm F2,8. Lensa yang sangat cocok untuk portrait ini juga
memiliki ketajaman yang Wow dan tonal
warna yang Joss sehingga menjadikan
lensa ini sebagai salah satu lensa favorit para penggemar lensa manual juga
pencinta bokeh walaupun harganya juga lumayan
namun juga sesuai dengan kualitas yang dimiliki oleh lensa tersebut.
Pic by : http://www.4photos.de/test/Meyer-Goerlitz-Trioplan-100mm-2.8.html
NB : Mohon maaf jika terjasi kesalahan penulisan
Retouch And Editing #3 Beauty
File by : Pakde Karso
Retouch : Adtphotoworks
Thanks to BLAND AND RETOUCH INDONESIA
Download file PSD Klik
Retouch and Editing #2 Turorial Editing dengan Color Lookup
Contoh hasil editing Color look up. Tutorial file bisa download disini
Selamat
datang di blog ini. Kali ini saya akan memberikan cara mengedit foto dengan Color lookup di Photoshop. Sebelum memulai mengedit
sebaiknya teman2 yang masih menggunakan photoshop Cs 6 kebawah untuk update dulu
ke Photoshop CS 6 karena fitur Color
lookup adanya di photoshop CS6. Mari kita mulai editing foto dengan Color lookup.
1. Buka Photoshop
terlebih dahulu ( kalo ga buka photoshop gimana mau ngeditnya broo :p :p )
2. Sediakan file foto
yang akan di edit
Perhatian !!! Hati-hati jika edit foto mantan, nanti gabisa
move on wkwk
3. Buka adjustment
Letaknya ada di Image – Adjusment
4. Selanjutnya langsung
pilih Color lookup
Sesuaikan dengan selera atau yang di inginkan teman-teman. Sesuaikan juga dengan Opacity masing2 layer.
5. Ulangi step ke – 4 hingga membentuk warna yang di
inginkan
Biasanya saya membentuk 3
layer yang berbeda ( filmstock, futuristikBleak,smoky ).
6.Jika perlu ditambah curve dan disesuaikan dengan
kemauan
7.Slesai – save :D
Selamat mencoba ^^
Jika masih bingung bisa download file PSD Klik
Retouch and Editing #1

File By : Roy Soewargi
Retouch : Adtphotoworks
Thanks To BLAND AND RETOUCH INDONESIA
File PSD download Klik Sini
Fungsi Aperture , ISO dan Shutter Speed
Belajar dasar-dasar teknik fotografi membutuhkan sedikit
usaha dan salah satu konsep fotografi yang cukup kompleks bagi pemula
adalah hubungan antara ISO, aperture dan shutter speed. Sebuah situs fotografi asal Jerman yaitu Photoblog
Hamburg membuat infografis sederhana tapi sangat membantu
untuk menjelaskan efek dari ketiganya.
Grafik di atas menggunakan pendekatan sederhana
berbagai setting dan efeknya terhadap hasil foto. Bagaimana jumlah cahaya
yang Anda tentukan akan mempengaruhi foto, bagaimana pengaturan tertentu dapat
meningkatkan noise, dan bagaimana tingkat fokus bisa berubah-rubah.
Secara singkat bagian atas merupakan setting aperture,
kemudian tengah adalah shutter speed, dan ISO di bagian bawah. Ini tentu saja
bukan representasi sempurna dari apa yang akan Anda dapatkan, tapi ini adalah
visualisasi yang bagus yang membantu memahami dasar-dasar teknik fotografi
terutama bagi pemula.
1. Foto dengan POI Fokus dan Background Blur
Kita ingin mendapatkan foto dengan obyek point of interest
(POI) fokus dan background blur, kondisi ini yang biasanya digunakan untuk
mengambil foto portrait. Kita lihat saja panduan paling atas dan pilih
hasil dengan gambar orang berdiri fokus dengan background gunung yang blur.
Terlihat yang menentukan background blur adalah aperture atau bukaan besar dari
f/5.6 – f/1.4 bisa memberi efek yang diinginkan. Semakin besar bukaan, semakin
sempit DOF (kedalaman fokus), semakin blur background terhadap POI. (Perlu
dicatat bahwa seberapa besar bukaan yang bisa dilakukan sangat tergantung lensa
yang digunakan).
Selain aperture sebenarnya ada hal lain yang menentukan
background blur yang tidak disebutkan pada gambar infografis di atas, yaitu
jarak antara POI dan background. Semakin jauh jaraknya semakin jauh juga
perbedaan tingkat fokus antara obyek di depan dengan background. Konsep lengkap
mengenai DOF.
2. Foto Adegan Bergerak Dengan Jaminan Obyek Fokus
Faktor utama yang menentukan fokus tidaknya saat mengambil
foto obyek yang sedang bergerak adalah Shutter Speed (kecepatan rana). Dalam
infografis di atas digambarkan sebagai orang yang berlari. Maka jika ingin
mengambil foto obyek bergerak dan fokus pastikan shutter speed di kisaran
1/1000s – 1/500s, sangat tergantung secepat apa gerakannnya. Shutter lebih
lambat dari itu bisa dipastikan obyek POI akan blur.
Yang patut diperhatikan (karena tidak disebutkan
pada gambar) adalah bahwa untuk bisa menggunakan kecepatan rana 1/1000s harus
dipastikan cahaya cukup, karena jika tidak hasil foto akan gelap atau
underexposed. Untuk mendapatkan cahaya berlimpah selain dari kondisi tempat
pengambilan foto juga dari setting aperture yang besar.
3. Foto Dengan Kualitas Terbaik
Yang terakhir adalah bagaimana cara mendapatkan foto dengan
kualitas terbaik dalam artian tidak memiliki atau minim noise. Kalau lihat di
panduan tersebut digambarkan dengan hasil foto berbintik. Semakin tinggi
setting ISO yang digunakan semakin noise hasil foto yang akan didapatkan,
jadi jika tidak ingin noise muncul usahakan memakai ISO serendah mungkin.
Contoh adalah ISO 50, ISO 100. Abaikan ISO paling tinggi karena hasil foto
sangat tidak jelas, banyak bintik-bintik noise dan warna jadi kacau.
Perlu dicatat lagi bahwa memang kita tidak selalu bisa
memilih ISO rendah. ISO adalah tingkat sensitifitas, tujuan ISO tinggi
sebenarnya agar kita bisa mendapatkan cahaya lebih banyak pada saat kondisi
minim cahaya. Karena jika kondisi lowlight kita memakai ISO rendah
hasil foto akan gelap (sensor kurang sensitif). Teknologi semakin maju
dibandingkan beberapa tahun lalu, saat ini memakai ISO 6400 pun pada kamera
terbaru bisa mendapatkan hasil yang sangat baik.
Sumber
: http://rumorkamera.com/catatan-kami/teknik-fotografi-panduan-mudah-mengetahui-efek-iso-aperture-dan-shutter-speed-pada-kamera/
5 Cara dan Tips memilih Lensa manual
Lensa manual kini kembali populer. Setelah sempat terpuruk saat
revolusi kamera digital pada awal tahun 2000-an, lensa manual kini
menemukan induk barunya di kamera-kamera yang masuk kategori mirrorless.
Berbeda dengan DSLR, kamera mirrorless ini lebih ramping karena tidak memakai cermin didalamnya. Contoh kamera mirrorless: Olympus PEN, Panasonic ILC, Sony NEX, Nikon 1, Leica M, Canon EOS M, Samsung NX, dan Fujifilm X-Pro.
"Kenapa baru mencapai puncaknya setelah ada kamera mirrorless? Bukankah tersedianya adapter lensa manual ke body digital harusnya membuat lensa-lensa jadul ini populer dari dulu?"
Jawaban singkatnya: meskipun sebagian lensa lama bisa dipakai di body digital, namun ada beberapa jenis lensa lama yang secara teknis mustahil dipasang di body digital. Contohnya, lensa Leica M tidak bisa dipasang di semua bodi DSLR merk apapun. Nah dengan adanya kamera mirrorless, keterbatasan teknis tadi jadi hilang, tinggal beli adapter yang sesuai.
Banyak tips tentang memilih lensa bekas/manual, misalnya disini, disini, dan disini.
Biar tidak mengulang-ulang cerita lama, saya ingin fokus di beberapa
hal kecil yang kadang terlewat setelah kita menentukan lensa mana yang
ingin kita beli.
Pertama, soal “dudukan” atau mount. Meski
kini hampir semua lensa lama bisa dipasang di body digital dengan
memakai adapter, sebaiknya dipastikan dulu kalau adapter ini ada.
Beberapa lensa juga memiliki dudukan yang agak membingungkan, misalnya
dudukan M tidak sama dengan dudukan M42 dan tidak sama pula dengan
dudukan M39. Kalau si penjual tidak menyebutkan jenis dudukannya,
tanyalah. Kalau sudah tahu apa dudukannya, cari di ebay siapa yang jual.
Meski menawarkan fungsi yang sama (misalnya adapter dari lensa Leica M
ke bodi Olympus E-P3), harga adapter bisa bervariasi antara $10 hingga
$300. Perbedaan harga yang njomplang ini sebagian disebabkan
karena fungsi adapter yang krusial: dia berada diantara lensa dan bodi
kamera. Jika sedang sial mendapat adapter yang kualitasnya jelek, lensa
anda bisa terkunci dengan adapternya (tidak bisa lepas). Jadi jika anda
punya lensa yang harganya $10.000, tentu ada baiknya investasi di adapter yang berkualitas pula.
Ada pula adapter close focus seperti Helicoid yang memungkinkan lensa untuk fokus di jarak yang lebih pendek daripada jarak minimal focus distance aslinya. Hal ini dimungkinkan karena adanya focus ring di adapter jenis ini; jadi focusing via adapter instead of focusing via lensa.
Kedua, soal aperture blade. Pastikan aperture blade berfungsi normal, artinya kalau aperture ring yang ada di lensa diputar maka aperture blade yg didalam lensa jg akan berubah. Ini berbeda dengan lensa digital karena di lensa digital pengaturan aperture semuanya melalui bodi kamera, bukan melalui lensa.
Nah, lensa Olympus OM memiliki keunikan dimana aperture blade hanya responsif jika lensa terpasang di kamera.
Ketiga, soal coating. Meski memiliki karakteristik yang serupa, beberapa lensa memiliki lapisan/coat yang berbeda. Misalnya lensa Voigtlander Nokton 35mm F1.4 memiliki 2 versi: multicoating (MC) dan single coating (SC). Lapisan ini bermanfaat untuk mengurangi pantulan saat kita memotret. Secara umum lensa yang memiliki beberapa lapisan (multicoating atau MC) harganya lebih mahal karena lebih kontras dan tajam.
Keempat, soal perawatan/servis. Banyak lensa jadul
yang usianya hampir 100 tahun, karena itu lensa-lensa tua ini kadang
perlu mendapat perawatan profesional (biasanya disingkat CLA: clean, lubricate, adjust).
Kalau anda berniat membeli lensa lama yang harganya diatas $1000, ada
baiknya ditanyakan apakah lensa-lensa ini pernah di-CLA sebelumnya.
Kelima, soal keunikan lensa. Beberapa lensa
diproduksi dengan keunikan yang tiada dua. Misalnya, lensa Olympus OM
55mm F1.2 terkenal tidak hanya karena bukaan diafragmanya yang lebar,
tapi juga karena adanya unsur radioaktif
dalam proses pembuatan lensanya. Foto yang dihasilkan kemudian
cenderung “hangat” (tonal kekuningan) akibat degradasi radioaktif ini,
yang meski bagi sebagian orang menjadi kelemahan tapi bagian sebagian
lainnya menjadi keunggulan. Keunikan lain terkait dengan distorsi. Jika
pada umumnya lensa wide menderita distorsi, maka lensa Flektogon 20mm F4 melegenda karena 100% bebas distorsi.
Nah, lima tips diatas tadi bisa memberi gambaran lebih luas tentang bagaimana memilih lensa manual. Tentu saja tips-tips basic seperti tidak adanya jamur/fungus, goresan/scratch, front/backfocus, dan tetek bengek teknis lainnya juga harus diperhatikan. Blusukan di forum fotografi seperti di forum ini juga sangat disarankan biar kita makin tahu tentang lensa yang ingin kita beli.
Terakhir, teliti dan cerewetlah saat mau membeli lensa lama; saya
baru-baru ini mengalami nasib buruk membeli lensa bekas di ebay dimana
fungsi fokusnya ternyata mati. Meski akhirnya penjual bersedia
mengembalikan semua uang yang saya bayar, namun saya mesti keluar ongkos
untuk mengirim lensa balik ke dia. Lesson learned!.
sumber : https://ryansan.wordpress.com/2012/11/27/5-tips-memilih-lensa-manual/
Subscribe to:
Posts (Atom)