Belajar dasar-dasar teknik fotografi membutuhkan sedikit
usaha dan salah satu konsep fotografi yang cukup kompleks bagi pemula
adalah hubungan antara ISO, aperture dan shutter speed. Sebuah situs fotografi asal Jerman yaitu Photoblog
Hamburg membuat infografis sederhana tapi sangat membantu
untuk menjelaskan efek dari ketiganya.
Grafik di atas menggunakan pendekatan sederhana
berbagai setting dan efeknya terhadap hasil foto. Bagaimana jumlah cahaya
yang Anda tentukan akan mempengaruhi foto, bagaimana pengaturan tertentu dapat
meningkatkan noise, dan bagaimana tingkat fokus bisa berubah-rubah.
Secara singkat bagian atas merupakan setting aperture,
kemudian tengah adalah shutter speed, dan ISO di bagian bawah. Ini tentu saja
bukan representasi sempurna dari apa yang akan Anda dapatkan, tapi ini adalah
visualisasi yang bagus yang membantu memahami dasar-dasar teknik fotografi
terutama bagi pemula.
1. Foto dengan POI Fokus dan Background Blur
Kita ingin mendapatkan foto dengan obyek point of interest
(POI) fokus dan background blur, kondisi ini yang biasanya digunakan untuk
mengambil foto portrait. Kita lihat saja panduan paling atas dan pilih
hasil dengan gambar orang berdiri fokus dengan background gunung yang blur.
Terlihat yang menentukan background blur adalah aperture atau bukaan besar dari
f/5.6 – f/1.4 bisa memberi efek yang diinginkan. Semakin besar bukaan, semakin
sempit DOF (kedalaman fokus), semakin blur background terhadap POI. (Perlu
dicatat bahwa seberapa besar bukaan yang bisa dilakukan sangat tergantung lensa
yang digunakan).
Selain aperture sebenarnya ada hal lain yang menentukan
background blur yang tidak disebutkan pada gambar infografis di atas, yaitu
jarak antara POI dan background. Semakin jauh jaraknya semakin jauh juga
perbedaan tingkat fokus antara obyek di depan dengan background. Konsep lengkap
mengenai DOF.
2. Foto Adegan Bergerak Dengan Jaminan Obyek Fokus
Faktor utama yang menentukan fokus tidaknya saat mengambil
foto obyek yang sedang bergerak adalah Shutter Speed (kecepatan rana). Dalam
infografis di atas digambarkan sebagai orang yang berlari. Maka jika ingin
mengambil foto obyek bergerak dan fokus pastikan shutter speed di kisaran
1/1000s – 1/500s, sangat tergantung secepat apa gerakannnya. Shutter lebih
lambat dari itu bisa dipastikan obyek POI akan blur.
Yang patut diperhatikan (karena tidak disebutkan
pada gambar) adalah bahwa untuk bisa menggunakan kecepatan rana 1/1000s harus
dipastikan cahaya cukup, karena jika tidak hasil foto akan gelap atau
underexposed. Untuk mendapatkan cahaya berlimpah selain dari kondisi tempat
pengambilan foto juga dari setting aperture yang besar.
3. Foto Dengan Kualitas Terbaik
Yang terakhir adalah bagaimana cara mendapatkan foto dengan
kualitas terbaik dalam artian tidak memiliki atau minim noise. Kalau lihat di
panduan tersebut digambarkan dengan hasil foto berbintik. Semakin tinggi
setting ISO yang digunakan semakin noise hasil foto yang akan didapatkan,
jadi jika tidak ingin noise muncul usahakan memakai ISO serendah mungkin.
Contoh adalah ISO 50, ISO 100. Abaikan ISO paling tinggi karena hasil foto
sangat tidak jelas, banyak bintik-bintik noise dan warna jadi kacau.
Perlu dicatat lagi bahwa memang kita tidak selalu bisa
memilih ISO rendah. ISO adalah tingkat sensitifitas, tujuan ISO tinggi
sebenarnya agar kita bisa mendapatkan cahaya lebih banyak pada saat kondisi
minim cahaya. Karena jika kondisi lowlight kita memakai ISO rendah
hasil foto akan gelap (sensor kurang sensitif). Teknologi semakin maju
dibandingkan beberapa tahun lalu, saat ini memakai ISO 6400 pun pada kamera
terbaru bisa mendapatkan hasil yang sangat baik.
Sumber
: http://rumorkamera.com/catatan-kami/teknik-fotografi-panduan-mudah-mengetahui-efek-iso-aperture-dan-shutter-speed-pada-kamera/
0 Komentar